Sabtu, 26 November 2011

TRANSFORMER 3
The poster depicts of a Transformer named Optimus Prime, standing with his blade on his left arm, and his blaster on his right arm, with a young couple standing below the Transformer, and standing in front of a crashlanded Decepticon fighter. The characters appear to be in the war-torn city of Chicago, with Decepticon battleships surrounding and guarding the city. The film title and credits are on the bottom of the poster.
In 1961, the Ark, a Cybertronian spacecraft carrying an invention capable of ending the war between the philanthropic Autobots and the malevolent Decepticons, crash lands on the dark side of Earth's Moon. The crash is detected on Earth by NASA, and President John F. Kennedy authorizes a mission to put a man on the Moon as a cover for investigating the craft. In 1969, the crew of Apollo 11 lands on the Moon.

In the present, the Autobots assist the United States military in preventing conflicts around the globe. During a mission to Chernobyl, to investigate suspected alien technology, Optimus Prime – the valiant leader of the Autobots – finds a fuel cell from the Ark, discovering that it had survived its journey from Cybertron. The Autobots are attacked by Shockwave, who manages to escape. After learning of the top-secret mission to the Moon, the Autobots travel there to explore the Ark. They discover a comatose Sentinel Prime – Optimus' predecessor as leader of the Autobots – and the Pillars he created as a means of establishing a Space Bridge between two points to teleport matter. After returning to Earth, Optimus uses the energy of his Matrix of Leadership to revive Sentinel Prime.

Meanwhile, Sam Witwicky is frustrated that he is unable to work with the Autobots and is failing to find a job. He also becomes envious of the close relationship between his new girlfriend, Carly Spencer, and her boss Dylan Gould. After finding work, Sam is provided information by his eccentric co-worker Jerry Wang about the Ark, before Jerry is assassinated by the Decepticon Laserbeak. Sam contacts the now-independently wealthy Seymour Simmons, and together they realize that the Decepticons and their leader, Megatron, are murdering people connected to the American and Russian space missions to the Ark. They locate two surviving Russian cosmonauts, who reveal satellite photos of hundreds of Pillars being stockpiled on the Moon. Sam realizes that the Decepticons raided the Ark long before the Autobots' mission and intentionally left Sentinel and five Pillars behind to lure the Autobots into a trap – Sentinel being the key to activating the Pillars and the Decepticons lacking the means to revive him. The Autobots rush to return Sentinel to their base for protection but Sentinel betrays them and kills the Autobot Ironhide, revealing he had made a deal with Megatron to ensure the survival of the Cybertronian race.

Sentinel uses the Pillars to transport hundreds of concealed Decepticons from the Moon to Earth, and Carly is captured by Gould, who is revealed to be in the service of the Decepticons. The Autobots are exiled from Earth at the demand of the Decepticons to avoid war, but as their ship leaves Earth it is destroyed by Megatron's second-in-command, Starscream, seemingly killing the Autobots. The Decepticons, led by Megatron and Sentinel, seize Chicago as their agents place Pillars around the world. Gould reveals to Carly that the Decepticons plan to transport their homeworld of Cybertron to the Milky Way, then to enslave humanity and use Earth's resources to rebuild their world. Sam teams with USAF Chief Robert Epps to go into Chicago to save Carly, but they are nearly killed by Decepticon forces before the Autobots intervene, revealing they concealed themselves during the launch of their ship to convince the Decepticons they were destroyed.

Working together, the Autobots and human soldiers manage to rescue Carly and destroy Laserbeak, Soundwave, Barricade, Starscream, and Shockwave, with Optimus using Shockwave's arm-cannon to blast the Control Pillar, disabling the Space Bridge. Sam confronts Gould as he reactivates the Control Pillar, and knocks Gould into the Pillar, fatally electrocuting him. Bumblebee and Ratchet arrive and destroy the Control Pillar, permanently disabling the Bridge and causing the partially transported Cybertron to implode. Optimus and Sentinel fight while Carly convinces Megatron that he will be replaced as leader of the Decepticons by Sentinel. Sentinel severs Optimus' right arm, and is about to execute him when Megatron intervenes, incapacitating Sentinel. Megatron invokes Optimus for a truce, having the desire to become the one-in-charge again. Optimus attacks Megatron, knowing Megatron's true intentions, decapitating and killing him. Sentinel pleads for his life but Optimus executes him too, for betraying his own principles. With the Decepticons defeated, Carly and Sam are reunited and the Autobots accept that with Cybertron gone, Earth is now their home.

Selasa, 11 Oktober 2011

SUNGAI DIBAWAH SUNGAI

Ilmuwan Brazil menemukan eksistensi sungai bawah tanah yang mengalir sepanjang 6.000 kilometer. Uniknya, sungai ini mengalir di bawah Sungai Amazon.

Keberadaan sungai itu ditemukan berkat proyek penelitian yang dilakukan di 241 sumur milik perusahaan minyak, Petrobras, yang menggali wilayah Amazon pada tahun 1970-an hingga 1980-an, untuk mencari potensi kandungan minyak mentah.

Sungai Amazon via satelit ( NASA)
Sungai bawah tanah itu mengalir di kedalaman 4.000 meter dengan aliran yang yang sama dengan Amazon. Jika dikalkulasi, sungai bawah tanah itu mengalirkan 3.000 meter kubik air tiap detiknya.

Atau dengan kata lain, aliran sungai itu hanya 3 persen dari aliran Amazon yang berhulu di hutan Peru dan bermuara ke Atlantik di utara Brazil. Dengan panjang 6.800 kilometer, Amazon dinobatkan menjadi sungai terpanjang di dunia.

Para ilmuwan menamakan sungai itu, Hamza, sebagai bentuk penghormatan bagi ilmuwan asal India, Valiya Mannathal Hamza, yang mendedikasikan hidupnya mempelajari wilayah Amazon selama lebih dari empat dekade, sekaligus ketua tim peneliti.

Indikasi keberadaan sungai tersebut dipresentasikan sendiri oleh Valiya Hamza dari Observatorium Nasional, Brazil. Menurut dia, "informasi termal" yang dimiliki Petrobas memungkinkan tim peneliti mengidentifikasi pergerakan sungai bawah tanah.

Temuan itu dipresentasikan minggu lalu di Rio de Janeiro dalam sebuah pertemuan yang dihelat Brazilian Geophysical Society.

Hamza menambahkan, sungai bawah tanah mengalir dari barat ke timur berarti, hutan hujan Amazon punya dia sistem drainase, Sungai Amazon dan Sungai Hamza.

Hamzah menekankan bahwa hasil studi ini baru kesimpulan awal. Timnya berharap akan mengkonfirmasi aliran bawah tanah pada akhir 2014. Namun, dia menolak berkomentar soal dampak ekonomi dan lingkungan dari sungai bawah tanah di hutan hujan Amazon.

( Sumber: http://teknologi.vivanews.com/news/read/243420-sungai-mengalir-tepat-di-bawah-sungai-amazon )



Cenote Angelita - Sungai di bawah laut




Saya berusaha mengumpulkan beberapa informasi mengenai Cenote Angelita sehingga kalian bisa mendapatkan informasi yang berbeda dari yang sudah kalian baca, walaupun tidak banyak yang baru. Banyak yang bertanya kepada saya apakah berita ini sebuah hoax atau bukan. Jawabannya, bukan hoax. Tapi ada beberapa hal yang harus diluruskan.


Sebelum masuk ke Cenote Angelita, kita harus mengerti arti "Cenote". Kata "Cenote" itu berasal dari kata suku maya "D'zonot" yang berarti "sebuah lubang/gua bawah tanah yang memiliki air". Sedangkan "Angelita" berarti "malaikat kecil". Jadi Cenote Angelita berarti "Gua Malaikat Kecil".


Istilah Cenote ini digunakan untuk merujuk kepada gua/lubang yang ada di semenanjung Yucatan, Mexico. Selain Cenote Angelita, di semenanjung Yucatan, ada Cenote-Cenote lainnya, seperti Cenote Aktun Ha, Cenote Calavera, Cenote Chac Mool dan lain-lain. Formasi gua-gua ini terhubung dengan laut dan terbentuk sekitar 6.500 tahun yang lalu.



Cenote-cenote ini memiliki sejarah sangat tua. Suku Maya biasa menggunakannya untuk bepergian ke kota lain. Namun baru pada abad ke-20 ketika penyelaman dan penjelajahan gua menjadi populer, Cenote-cenote ini kembali menarik perhatian.


Cenote Angelita yang sedang kita bicarakan ini terletak sekitar 17 kilometer dari Tulum. Ia memiliki diameter lubang sekitar 30 meter dengan kedalaman sekitar 60 meter. Cenote ini berada di wilayah hutan lebat yang memiliki keanekaragaman flora fauna yang cukup kaya. Bahkan Jaguar juga tinggal di hutan ini.


Karena itu sebenarnya kurang tepat kalau menyebut Cenote Angelita sebagai sungai di dasar laut. Cenote Angelita sebenarnya sebuah gua berair di tengah hutan, bukan di laut, walaupun airnya memang terhubung dengan laut.



Jika kita menyelam ke dalam Cenote Angelita, kita akan menemukan air tawar pada kedalaman 30 meter pertama yang kemudian diikuti dengan air asin pada kedalaman 60 meter. Pada kedalaman itu juga kita bisa melihat sungai dan pohon-pohon di dasarnya.


Nah, Sekarang saya akan membahas tiga karakteristik Cenote ini yang banyak membingungkan orang, yaitu :
  1. Mengapa air asin dan air tawar bisa tidak bercampur?
  2. Bagaimana bisa ada sungai di bawah laut?
  3. Bagaimana pohon bisa hidup di dalam air?
Air asin dan air tawar
Dalam deskripsinya mengenai Cenote Angelita, Anatoly Beloschin, seorang fotografer profesional mengatakan :


“We are 30 meters deep, fresh water, then 60 meters deep – salty water and under me I see a river, island and fallen leaves.."


"Di kedalaman 30 meter, air tawar, lalu pada kedalaman 60 meter, air asin, dan dibawah saya melihat sebuah sungai, pulau dan daun-daun yang jatuh."



Dari deskripsi ini, kita bisa menyimpulkan kalau air tawar berada di atas air asin. Bagaimana mungkin air asin dan air tawar tidak bercampur?


Jawabannya adalah karena sebuah fenomena yang disebut Halocline.


Halocline adalah sebuah zona vertikal di dalam laut dimana kadar garam berubah dengan cepat sejalan dengan perubahan kedalaman. Perubahan kadar garam ini akan mempengaruhi kepadatan air sehingga Zona ini kemudian berfungsi sebagai dinding pemisah antara air asin dan air tawar.



Air asin memiliki kepadatan yang lebih besar dibandingkan air tawar. Ini membuat ia memiliki berat jenis yang juga lebih besar. Karena itu wajar kalau air tawar berada di atas air asin. Ketika kedua jenis air ini bertemu, ia akan membuat lapisan halocline yang berfungsi menjadi pemisah antara keduanya. Peristiwa ini tidak terjadi di semua pantai atau bagian di laut, namun cukup umum terjadi di gua-gua air yang terhubung ke laut seperti Cenote.


Perbatasan antara air asin dan air tawar (Halocline) pada Cenote Angelita berada pada kedalaman sekitar 33 meter. Dalam kasus Cenote ini, air tawar di permukaan berasal dari air hujan.
Jika ingin lebih jelas, kalian bisa membuat halocline sendiri di rumah. Caranya, masukkan air asin ke dalam sebuah gelas hingga setengah gelas terisi. Lalu, taruh spon di atas air. Setelah itu, tuangkan air tawar perlahan-lahan ke dalam gelas. Maka lapisan halocline akan tercipta sehingga air tawar yang masuk tidak bercampur dengan air asin yang dibawahnya.


Fenomena air tawar yang terpisah dengan air asin sebenarnya bukan hal yang baru. 2.000 tahun yang lalu, seorang ahli geografi Roma bernama Strabo pernah menulis mengenai para penduduk Latakia, barat Siria, yang mengayuh perahunya sekitar 4 kilometer menjauhi pantai lalu menyelam dengan membawa kantung air dari kulit kambing dan mengambil air segar dari dalamnya untuk persediaan air minum bagi kota mereka. Mereka tahu persis tempat dimana air tawar berkumpul di laut. Hari ini, para penyelam juga bisa melakukan hal yang sama di banyak pantai di dunia.



Sungai di bawah laut
Dalam foto yang bisa kita lihat, Cenote Angelita sepertinya memiliki sungai di dasarnya. Jika benar, tentu saja akan sangat membingungkan!



Namun sebenarnya sungai tersebut hanyalah sebuah ilusi. Deskripsi yang paling tepat untuk menyebutnya, bukan sungai, melainkan kabut/awan, karena lapisan yang terlihat seperti sungai itu adalah lapisan Hidrogen Sulfida. Lapisan ini membentuk kabut/awan tebal yang membuat ilusi sungai.


Tidak banyak yang bisa menyelam sampai kedalaman ini karena lapisan ini terdapat di dasar Cenote Angelita, yaitu di kedalaman sekitar 60 meter.


Lapisan Hidrogen Sulfida ini terbentuk akibat pohon-pohon atau organisme yang membusuk di dasar Cenote. Karena itu lapisan ini memiliki bau yang tidak enak, seperti telur busuk (Mungkin sebagian dari kalian juga tahu kalau kita juga mengeluarkan gas ini ketika kita buang angin). Selain karena aktifitas bakteri pembusukan, gas ini juga bisa dihasilkan oleh aktifitas gunung berapi. Dalam kadar yang tinggi, gas ini berbahaya bagi manusia karena bisa mengganggu beberapa sistem dalam tubuh manusia.

Pohon di bawah laut

Saya banyak mendapat pertanyaan ini dan memang Ini adalah sebuah pertanyaan yang menarik. Dari foto di atas, kita bisa melihat kalau pohon di dasar Cenote Angelita mirip dengan pohon yang ada di darat. Kita tahu kalau pohon membutuhkan sinar matahari untuk fotosintesis. Jadi bagaimana mereka bisa hidup di dasar air yang gelap dan dalam?


Jawabannya atas pertanyaan ini sebenarnya sangat sederhana, yaitu: Tidak ada pohon yang hidup di dasar Cenote!


Kebanyakan dari kita salah menginterpretasikan kalimat Anatoly Beloschin. Anatoly mengatakan :


“We are 30 meters deep, fresh water, then 60 meters deep – salty water and under me I see a river, island and fallen leaves…"

"Di kedalaman 30 meter, air tawar, lalu pada kedalaman 60 meter, air asin, dan dibawah saya melihat sebuah sungai, pulau dan daun-daun yang jatuh."




Ia hanya mengatakan kalau ia melihat daun-daun yang jatuh.


Ini jelas terlihat dari foto-foto yang diambilnya kalau batang-batang pohon itu adalah pohon-pohon yang mati dan daun yang dimaksud adalah daun yang berserakan di dasar Cenote. Anatoly tidak pernah mengatakan melihat pohon hidup di dasar Cenote.

Saya juga tidak bisa menemukan satu sumber pun yang mengatakan ada pohon hidup di dalam Cenote Angelita. Lagipula, jika memang ada pohon yang hidup, mengapa Anatoly tidak mengambil fotonya?

Lalu pertanyaannya, darimana asalnya batang pohon dan daun-daunan tersebut?


Jawabannya adalah karena Cenote ini terletak di tengah Hutan. Tentu wajar kalau ada batang pohon dan dedaunan yang jatuh ke dalam dasar Cenote.


Penutup
Walaupun tidak misterius (inilah sebabnya saya tidak berniat memposting ini pada awalnya), saya akui Cenote Angelita memang indah. Namun, saya rasa tempat ini cukup berbahaya. Kita tidak tahu apa yang akan kita jumpai di tempat gelap seperti itu kan?


Mungkin kalian akan berkata kepada saya: "Brother enigma, saya adalah orang yang suka menyelam dan berpetualang. Setelah membaca tulisan ini, jiwa petualangan saya memanggil dan saya ingin pergi ke sana untuk menyelam."


Saya akan menjawab: "Tahukah kamu kalau tempat seperti itu berbahaya. Bukankah saya sudah mengatakan kalau ada gas hidrogen sulfida yang bau dan berpotensi bahaya."


"Brother, saya tidak takut dengan gas hidrogen sulfida!"


"Tapi, gua itu dalam dan gelap, Kamu kan tidak tahu bisa berjumpa dengan makhluk apa disana."


"Ah, apa sih yang bisa dijumpai, paling hewan kecil yang tidak berarti."


Baiklah kalau begitu. Jika kalian sudah memutuskan, maka saya tidak akan menahan kalian lagi. Jadi saya ucapkan selamat menyelam!